SENSASI KENCING DI UDARA - INSPIRASI SYARIAH

Sabtu, 05 Januari 2013

SENSASI KENCING DI UDARA

 
Tepat jam 8.00 Taxi yang saya tumpangi sampai di Bandar Udara Supadio Pontianak. Cuaca mendung disertai kabut tebal menyelimuti bandara. Beberapa maskapai penerbangan mengalami penundaan penerbangan akibat cuaca pagi yang kurang bersahabat. Para penumpang diruang tunggu mengernyitkan dahi, ada yang memasang wajah kesal, bingung, mengeluh dan sebagian , memilih mondar mandir. Saya sendiri mencoba bersikap tenang  menenangkan diri menyikapi keadaan cuaca, meski detak jantung saya juga deg-degan. Saya berharap beberapa menit kedepan cuaca akan membaik. Jika tidak, tiket yang sudah saya booking akan hangus. Tidak bisa diganti. Karena beda maskapai penerbangan dari Jakarta ke Surabaya.

Tasbih ditangan saya terus berputar seiring dengan detak jarum jam yang mulai menunjukkan jam 10 kurang 15 menit. Hati mulai cemas karena belum ada informasi jam berapa pesawat Lion tujuan Jakarta akan berangkat. Jika dalam satu jam kedepan pesawat tidak juga berangkat. Maka tiket Jakarta - Surabaya seharga Rp.540.000 akan hangus. Kalau tiket hangus maka saya bisa terlantar karena uang di dompet tersisa seratus ribu rupiah.
Sebetulnya sebelum berangkat saya sudah diberitahu oleh sahabatku Subro. “Hati-hati kalau beli tiket beda maskapai penerbangan. Kalau pesawatnya delay, tiketnya tidak bisa diganti”.
Alih- alih ingin mendapat harga tiket murah malah menjadi boomerang. Bukannya untung malah buntung. Kalau sudah seperti ini maka doa dan sikap tawakal diperlukan untuk mengatasi tekanan detak jantung yang terus berdegup kencang, serta telapak kaki yang sudah mulai terasa dingin. Bawaanya ingin kencing melulu.
Alhasil, lima belas menit kemudian ada informasi bshwa pesawat Lion JT 7319 tujuan Jakarta akan berangkat. Penumpang dihimbau untuk masuk melalui pintu 2. kekecewaan penumpang sedikit terobati oleh senyum pramugari cantik dengan belahan rok sampai paha. Sambutan yang Asyik. Saya duduk dikursi no. 18 F. disebalh saya ada cewek warga keturunan Tionghua bergelayut dibahu pacarnya. Saya berani mengatakan “pacar” karena kedua sejoli itu masih berumur belasan tahun. Dan obrolannya merepun seputar dunia cinta di sekolah mereka diseleingi rayuan maut oleh sang pria. Sesekali tangan si pria mendarat di paha ceweknya. Astagfirullah. Kalau saja ada tirai pembatas penumpang tak bisa kubayangkan apa yang terjadi. Bisa kencing air putih kental si pria.
Sejurus kemudian saya sudah kebelet pipis, tapi pesawat mulai bergerak menuju landasan pacu. Dua pramugari hilir mudik menyemprotkan minyak wangi sambil memastikan penumpang memasang seat bealth. Mesin pesawat mendengking, dan dalam hitungan detik pesawat menerobos gumpalan awan putih. Miring kekiri dan kekanan. Landasan terlihat kecil dan menghilang. Lampu mulai menyala kembali. Sudah boleh pergi ke toilet. Saya melihat jam ditanganku menunujukkan pukul 10 lewat 10. saya menikmati sensasi kencing di udara sambil bersiul. Lega rasanya. Tiket pesawat jurusan Jakarta – Surabaya yang sudah kukantongi aman…..

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

Berkomentar sesuai dengan topik, gunakan Name dan URL jika ingin meninggalkan jejak, link hidup dalam komentar dilarang, melanggar kami hapus