LANCENG DAN PRABEN - INSPIRASI SYARIAH

Sabtu, 30 Desember 2017

LANCENG DAN PRABEN

Lanceng dan PrabenDahulu, kata Lanceng dan Praben hanya dimengerti oleh kalangan orang Madura saja. Namun seiring dengan perkembangan kebudayaan serta keterbukaan pemerintah daerah, Kata-kata Lanceng dan Praben bukanlah suatu yang asing lagi ditelinga masyarakat Kalimantan Barat. 

Hampir setiap tahun, sejak pemerintah Kota Pontianak pada tahun 2012 mengakomodir event pemilihan lanceng dan praben kedalam program pemilihan duta pariwisata, Pemerintah daerah Kabupaten Kubu Raya dan Pemprov Kalimantan Barat juga rutin belakangan ini melaksanakan perhelatan pemilihan lanceng dan praben di kabupaten dan kota di setiap tahun nya. 
Saat mengisi Sesi Materi Kebudayaan untuk peserta lanceng praben Kubu Raya Tahun 2017

Dalam bahasa Madura, sebutan Lanceng biasa digunakan untuk menyebutkan anak laki-laki yang sudah menginjak usia remaja, namun belum menikah. Sedang bagi anak-anak yang masih belum memasuki usia remaja hanya disebut dengan kacong atau nak-kanak. Adapun anak perempuan yang sudah menginjak usia remaja disebut dengan Praben. 

Dalam masyarakat Madura tedapat mitos bahwa  bagi pedagang yang berjualan jika pembeli pertamanya adalah lanceng atau praben, mereka meyakini dagangannya akan laris serta akan menambah barokah dagangannya cepat laku. Sang Pedagang biasanya akan mengibas-ngibas atau menepuk-nepuk barang dagangan yang dijualnya dengan uang seraya mengatakan : Kerus, Kerus Ollenah Lanceng-Praben ( Laris, Laris, Hasil Lanceng -Praben). Disamping itu, para pedagang tidak akan segan-segan untuk banting harga (menjual dibawah harga pasaran) jika pembeli pertamanya adalah lanceng atau praben. Mitos ini masih tetap bertahan hingga saat ini dalam kehidupan masyarakat Madura.

Kembali kepada event lanceng praben, Ajang pemilihan lanceng dan praben sebetulnya tidaklah jauh berbeda dengan pemilihan bujang dan dare di dalam masyarakat Melayu. Atau di Jakarta kita mengenal dengan sebutan Abang dan None. Event ini tidak lain merupakan atraksi wisata yang bertujuan melestarikan budaya daerah sekaligus sarana pengembangan potensi bakat, kreatifitas, dan kecerdasan para generasi muda putra daerah.
Sesi Karantina Peserta Lanceng Praben Kubu Raya Tahun 2017
Masyarakat Madura di Kalimantan Barat patut berbangga karena pemerintah daerah sudah membuka diri terhadap perkembangan kebudayaan generasi muda madura. Generasi muda madura sudah diberikan ruang untuk ber-ekspresi-mengasah bakat dan kreativitasnya. 

Selanjutnya, generasi madura mesti memberikan bukti nyata bahwa mereka benar-benar memiliki komitmen dan semangat untuk ikut andil dalam proses pembangunan di Kalimantan Barat wabil khusus dibidang pengembangan kebudayaan dan pariwisata. lanceng dan praben harus dapat memberikan citra kebudayaan positif Madura serta kepariwisataan daerahnya, bukan sekedar pelengkap kegiatan atau pajangan saja. Disamping itu, para peserta lanceng dan praben harus memiliki disiplin, dedikasi, dan tanggung jawab yang tinggi untuk berkontribusi menepis citra negatif budaya Madura. 

Lanceng dan praben dituntut memiliki ahlak yang mulia (andhep asor) dalam pergaulan sehari-hari. Baik dalam komunitas masyarakat Madura maupun dalam interaksi dengan suku-suku lain di Kalimantan Barat.

*) Oleh  Abdul Hamid, S.E  : Devisi Kajian Budaya Madura IKBM KalBar. 


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

Berkomentar sesuai dengan topik, gunakan Name dan URL jika ingin meninggalkan jejak, link hidup dalam komentar dilarang, melanggar kami hapus