 |
| wirda |
Tapi Allah berkehendak lain, hari yang saya tunggu-tungu dengan perasaan berdebar-debar itu justru tidak terjadi. Di dua hari itu, Istri saya malah tidak merasakan ada tanda-tanda akan melahirkan.
Barulah, pada tanggal 17 Agustus jam 01.00 dini hari istri saya mulai merasakan sakit yang kuat di bagian pinggangnya. Rasa sakit yang menekan-nekan bagian panggulnya membuat istri saya tidak bisa tidur semalaman.
Meskipun sudah merasakan sakit yang amat kuat namun tetap saja tidak ada tanda kalau istriku akan melahirkan. Merasa tak tega degan istri yang terus merasakan sakit. Dua belas jam berselang kami memutuskan untuk pergi berkonsultasi ke Puskesmas Alianyang.
Subhanallah, meski tidak ada tanda-tanda lendir yang keluar dari rahimnya. Tapi hasil pemeriksaan bidan istri saya sudah masuk pada pembukaan dua. Dan setelah mengunggu kurang lebih 5 jam lamanya. Istri saya dibawa ke dalam ruang persalinan. Di dalam ruangan berukuran 4 x 6 itu lah air mata ini tak kuasa saya bendung. Saya menyaksikan betapa beratnya seorang wanita melahirkan. Perjuangan antara hidup dan mati.
Tak henti-henti saya membisikkan kalimat Ya Latif ke telinga istri saya agar Sang Maha Lembut itu meng-anugrahkan kelembutan Nya pada istri saya.
Dan, Luar biasa Maha Penyanyang dan Maha Lembutnya Allah. Tepat pukul 19.25 Tangisan Bayi Perempuan memecah suasana tegang nan mencemaskan itu. Seorang bayi perempuan lahir dengan berat badan 3.1 kilogram. Saya bersyukur, Allah memudahkan proses melahirkan istri saya dengan normal.
Dan yang tak kalah berharga dari itu semua, Allah memberi kami Hadiah spesial di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke 69 seorang bayi perempuan. Kami beri nama bayi perempuan cantik itu Wirda Himmatul ‘Ulya. Semoga Allah terus membibingmu nak, menjadi anak yang solehah. Amin,..
